Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Jumat, 09 Januari 2009

TERIMAKASIH COMPETITOR

Ini saya ambil dari dik novera melalui email saya :

Ada sebuah kisah nelayan Jepang yang saya sukai. Berikut kisahnya.

Orang-orang Jepang terkenal menyukai ikan segar. Namun selama beberapa
dekade terakhir, sudah semakin sulit mendapatkan ikan segar nan besar di
perairan-perariran terdekat. Akibatnya, nelayan Jepang mulai membangun
kapal
besar sehingga bisa menuju ke laut lepas yang lebih jauh.

Namun, kenyataannya meskipun bisa menangkap lebih banyak ikan, perjalanan
kembali ke daratan Jepang akhirnya memakan waktu yang lebih panjang. Saat
tiba, ikanpun menjadi tidak segar lagi. Akhirnya, para nelayan Jepangpun
menemukan cara lain yakni dengan membuat ruang pembeku ikan. Ikan-ikan
yang
tertangkap di laut, segera dimasukkan ke dalam ruangan pembeku ini.

Namun, celakanya ternyata masyarakat Jepang bisa membedakan mana ikan
segar
dan mana ikan beku. Ikan beku pun tidak disukai di pasaran. Maka, nelayan
Jepangpun mulai mencari cara lain yakni membuat sebah tangki air laut
besar
dimana ikan-ikan bisa tetap dalam keadaan hidup setelah ditangkap.

Namun, tangki besar inipun tidak memecahkan masalah sebab ikan-ikan yang
ditangkap, setelah berminggu-minggu menjadi jarang bergerak, malas dan
kurus. Ketika ikan ini dijadikan santapan, oang-orang Jepangpun tidak
menyukai rasanya.

Akhirnya bagaimana akal terakhir para nelayan Jepang untuk mengatasi
masalah
ini?

Akhirnya, dengan cerdik nelayan-nelayan Jepang mulai memasukkan beberapa
IKAN HIU hidup ukuran kecil dalam tangki tersebut. Ikan-ikan hiu kecil
yang
lapar akan mengejar ikan-ikan tangkapan tersebut dan memakan beberapa ekor
diantaranya.

Namun jumlah ikan tangkapan masih akan tetap banyak jumlahnya dan yang
jelas, rasanya masih tetap enak. Mengapa? karena mereka terus-menerus
bergerak oleh adanya ancaman dimakan oleh ikan hiu tersebut. Sebuah cara
yang sangat cerdik bukan?

Memakna Kompetisi Saya paling menyukai kisah nelayan Jepang ini. Entah
kisahnya benar atau hanya sebuah cerita rekayasa belaka, yang jelas pesan
dari kisah ini sangat jelas: ketika kita kehilangan semangat berkompetisi,
kita kehilangan bagian paling "excited" dalam hidup kita dan
perlahan-lahan
kita sedang menuju pada gerbang kematian.

Namun, umumnya kita membenci kompetisi. Kita memaknai kompetisi sebagai
keadaan yang membuat stress, menekan dan membuat kita harus selalu
waspada.

Tapi, hei. bukankah itu yang membuat hidup ini terasa indah?
Kompetisi memuat kita merangkak perlahan tapi pasti menuju kepada
kesempurnaan. Tanpa adanya kompetisi, hidup kita stagnan, berhenti. Karena
kompetisilah kita mulai memikirkan perlu kita terus-menerus memperbaharui
diri, belajar dan meningkatkan kualitas dalam diri.

Organisasi mestinya melihat kompetisi sebagai sesuatu yang positif,
demikian
juga individu. Namun, seringkali hal yang demikian dilihat dari kacamata
yang sangat negatif.

Pada awal tahun ini, ssebuah koran nasional pernah memuat berita mengenai
seorang pemilik restoran di Cina yang menaruh racun pada makanan
pesaingnya.
Akibatnya, beberapa pelanggan kompetitornya keracunan, namun ia pun
kemudian
ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Sebuah cara berkompetisi yang
konyol!

Semangat Kompetisi dalam Karir
Cara bersaing yang sehat, tentulah bukan dengan merusak, menghancurkan
atau
membunuh kompetitor kita. Cara terbaik mengembangkan diri mestinya melalui
jalur-jalur yang paling kreatif dan positif.

Kompetisi dapat dilihat sebagai kesempatan untuk mencari solusi yang lebih
praktis, lebih sehat, lebih baik, lebih efektif, lebih efisien, lebih
nyaman, lebih bagus dibandingkan kompetitor kita.

Hal ini diibaratkan berlaku pula dalam perjalanan karir kita.
Biasanya, kita
membenci orang-orang se-'level' kita yang akan turut memperebutkan suatu
posisi atau jabatan yang kita inginkan.

Sikap kita bisa positif atau destruktif. Kita bisa melihat rekan pesaing
karir kita sebagai ancaman atau kesempatan berkembang bagi kita. Yang
jelas,
jika kita menyikapinya secara negatif, maka yang mungkin kita lakukan
adalah
membuat akal dan siasat bagaimana melemahkan rekan pesaing kita. Hubungan
kita dengan rekan pesaing itupun menjadi tidak harmonis. Kita menjadi
tidak
tulus dan berpura-pura di depannya sambil terus berusaha menghembuskan isu
negatif mengenai orang tersebut.

Namun, jika kita melihat rekan pesaing kita sebagai tantangan yang
menarik,
inilah yang mungkin kita lakukan. Kita akan lebih mengawasi sepak terjang
dan gerak-gerik rekan pesaing kita tersebut. Mencoba melihat kualitas dan
faktor apa pada dirinya yang tidak ada pada diri kita. Lantas, kita
berusaha
melebihi atau bahkan lebih baik daripada rekan pesaing tersebut dengan
mengembangkan kelebihan pada diri kita.

Hal Sama dalam Ekonomi yang Kompetitif
Jika kita lihat, maka hukum ekonomi pasar pada produk atau jasa yang
kompetitif pun seperti demikian. Perusahaan yang berkompetisi secara sehat
akan terus melakukan market intelligence untuk mengawasi perkembangan
produk
pesaingnya. Terus mengembangkan diri. Melihat alasan-alasan mengapa
pelanggan tertarik dan terpikat oleh produk kompetitornya. Meyelidiki
keunggulan sekaligus melihat celah dimana diri perusahaan bisa lebih baik.
Termasuk juga, mencoba menciptakan image dan kualitas yang lebih baik
dengan
berfokus pada keunggulan dirinya.

Baru-baru ini saya sempat berbicara dengan seorang penulis dan pembicara
terkenal di Indonesia dalam suatu kesempatan memintanya untuk memberikan
catatan pengantar pada buku baru saya. Kami jadi berbicara tentang
lahirnya
para pembicara, trainer dan penulis muda yang berbakat. Menanggapi hal
ini,
dengan jiwa yang besar iapun berkata, "Saya suka. Hal ini positif sekali.
Ibarat pasar malam, kalau penjualnya sedikit, nggak seru. Tapi kalau
penjualnya rame, makin seru dan pengunjung juga akan makin banyak".
Betapa bijaksananya dan betapa pahamnya pembicara ini mengenai pentingnya
iklim berkompetisi yang sehat. Pada akhirnya, toh yang diuntungkan adalah
dua belah pihak:
baik pengunjung pasar malam maupun penjualnya. Namun yang jelas, penjual
barang berkualitas baik itulah yang akhirnya akan diserbu pengunjung.

Hal yang sama berlaku juga dalam kehidupan kita.
Pengalaman Kompetisiku
Hal ini mengingatkan pengalaman saya sewaktu di Astra, pada saat ketika
masih sebagai seorang junior di lembaga pendidikan di Astra. Saat itu saya
memiliki seorang rekan selevel yang juga sama-sama berpeluang dipromosikan
menjadi supervisor. Mulanya saya sering kesel karena dia terlalu 'tangguh'
untuk dikalahkan. Idenya brilian, kualitas kerjanya bagus, kata-katanya
banyak didengarkan oleh boss besar dan ia banyak dilibatkan dalam proyek.

Namun, kehadiran dirinya sungguh membuat saya tertantang.
Saya pun berusaha mengembangkan diri saya. Berusaha belajar dan melatih
kemampuan menyampaikan ide secara persuasif, yakni kualitas yang
selama ini
saya rasakan kurang pada diri saya. Di akhir karir saya di Astra,
tetap saja
saya tidak bisa mengalahkan rekan saya ini. Dia lebih maju.

Tetapi, ternyata latihan pengembangan diri yang saya latih, tanpa sadar
telah mambangun kualitas diri saya yang sangat berharga tatkala saya
pindah
ke tempat lain. Hingga sekarang rekan ini masih tetap menjadi sahabat saya
dan ia pun akhirnya memutuskan meninggalkan dunia kantor dengan melakukan
pekerjaan pelayanan yang luar biasa bagi Tuhan.
Be Positive

Mari kita bersikap positif terhadap tantangan. Tantangan dan kompetisi
membuat kita memeras diri sampai titik saripati yang terbaik dari diri
kita.
Tantangan membuat kita menggunakan seluruh daya fisik, mental maupun
spiritual daam diri kita. Tantangan juga menbuat sebuah perjalanan terasa
begitu 'fun" untuk dijalani. Sama seperti halnya anak kecil biasanya malas
jika disuruh berlari sendirian. Tetapi, ketika diciptakan suasana lomba
dengan teman-teman sebayanya untuk berlari, mereka akan berusaha berlari
dengan begitu gembira.

Tantangan, akhirnya membuat hidup kita 'lebih hidup', seperti bunyi sebuah
iklan. Tantangan juga membuat kita lebih dekat dengan pencipta kita karena
kita jadi mengerti adanya keterbatasan kita dan akhirnya kita bersujud
meminta
bantuan kekuatan dari Sang Ilahi.

Mestinya kita senantiasa mengatakan, "Terima kasih kompetitorku,
karena anda
maka hidup saya berkembang!" .

Tips Untuk Anda
Ada beberapa tips membangun semangat berkompetisi bagi Anda:
Pertama, jangan menghindar dari peluang berkompetisi. Daripada
menghindarinya, ceburkan diri Anda dalam situasi berkompetisi tersebut.
Disana Anda mulai akan belajar, dan mulai berkembang. Dalam situasi
itu Anda
pun akan mulai mengerti dimana kekuatan lawan Anda dan apa kelemahan Anda
yang masih perlu Anad tingkatkan.

Kedua, lihatlah kompetisi dari kaca mata yang positif. Jangan berusaha
membunuh, menghancurkan atau menghabisi kompetitor dengan cara-cara yang
kasar, apalagi tidak etis. Bahkan jika perlu rawatlah situasi
kompetisi itu.
Ingatlah berterima kasihlah pada situasi kompetisi itu, karena itulah yang
membuat diri Anda berkembang. Bahkan, dalam sejarah hidupnya Michael
Jordan,
sang maha bintang basket pernah berhenti bermain sebanyak tiga kali karena
merasa tidak ada lagi kompetitornya di dunia NBA. Ia berhenti untuk
memberi
kesempatan munculnya bintang baru. Setelah muncul bintang baru, ia
tertantang lagi untuk mengalahkannya dan mencapai kualitas yang lebih
baik.
Ini ia lakukan tiga kali hingga akhirnya ia betul-betul mengundurkan diri
secara resmi dari bola basket.

Ketiga, terus-meneruslah menantang diri Anda untuk berkembang. Jika Anda
telah mencapai tujuan Anda, ciptakan tujuan dan target yang lebih tinggi
lagi. Teruslah menantang dan mengembangkan diri Anda. Kalaupun Anda tidak
melihat adanya penantang, ciptakanlah musuh imajiner Anda dalam
pikiran Anda
yang menurut Anda lebih baik dan lebih hebat dari diri Anda. Dengan
demikian, Anda akan terus mengembangkan diri Anda selalu. Ingat,
masukkanlah
ikan hiu dalam pikiran Anda dan dengan demikian, Anda akan terus menerus
tertantang dan berkembang!

Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar: