Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Jumat, 09 Januari 2009

LELAKI TUA DENGAN KESETIAANNYA

Detik demi detik dilaluinya dengan kesunyian hati, menit demi menit dijalaninya dengan kehampaan rasa, jam demi jam dijelajahinya kegelisahan cintanya, hari demi hari diarunginya lautan kesabaran kasihnya, berminggu-minggu kisahnya ditulis dalam lembaran hati yang putih, kasihnya ditunggu dalam ketidakpastian, lama sekali menunggu cinta kasihnya datang menyapa diujung persimpangan jalan kehidupannya. Sekarang dia masih menunggunya.

Dia melihat kalender tuanya yang tergantung di dinding. Dia melihat melihat sebuah tanggal istimewa yang ada pada bulan Januari. Dia teringat pada beberapa hari yang lalu pada tanggal itu di bulan Januari. Dia merasakan sebuah rasa yang luar biasa, namun rasa itu tidak sempat keluar dari hatinya, rasa itu tidak sempat dinikmatinya, rasa itu dia telan sendiri. Rasa cintanya pada wanita pujaanya dia simpan baik-baik disebuah lubuk hati yang dalam.

Lelaki tua itu mencoba beranjak dari tempat duduknya, dia mencoba menghirup udara segar, udara di awal tahun 2009. Dia mencoba menaiki sebuah bukit, bukit yang indah berbunga, dia melihat ke arah lereng bukit yang hijau, dia melihat buah khayalan sedang berbuah, di sana juga ada tempat beristirahat.

Lelaki tua itu teringat pada beberapa waktu yang lalu, dia pernah melihat wanita pujaannya sedang merasakan kebahagiaan bersama yang lain. Dia melihat kebahagiaan wanita pujaannya dari hatinya, kelihatan berseri-seri. Wanita pujaannya itu senang berwisata alam sambil menikmati kulinernya.

Sekarang lelaki tua itu membayangkan jika dia bisa berjalan-jalan bersama wanita pujaannya ke lereng bukit itu. Memetik buah khayalannya yang sudah matang, kemudian saling menyuapi untuk memakan buah itu. Dia bisa mengajak jalan-jalan wanita pujaannya sepuasnya di lereng bukit itu sambil menikmati udara segar yang masih alami. Dia juga bisa mengajak wanita pujaannya makan bersama di lereng bukit yang indah itu.
Namun sayang, hal itu belum tentu bisa terjadi pada dirinya, sedangkan wanita pujaannya sering melakukannya tidak dengan dirinya.

Lelaki tua itu semakin merasakan hal luar biasa pada diriya. Rasa cintanya, rasa kasihnya, rasa rindunya, rasa asmara yang bergejolak dihatinya semakin meggelora. Lelaki tua itu berkata dalam hatinya.
“Sayangku, ke manakah dirimu waktu itu? Aku mencoba sabar menunggumu sampai rambutku memutih, semoga kau behagia bersamanya di sana. Biarlah diriku bersama hatiku yang selalu menyimpan dirimu. Dirimu yang selalu memberikan senyuman manis, tatapan mata yang menyejukkan hati, kerling matamu yang membuatku terpesona padamu, dan wajahmu yang manis. Aku tetap setia menunggumu di tempat ini, tempat kita bertemu, duduk bersama dibangku itu di email ini. Dimana dirimu hadir mengisi hatiku waktu itu

Tidak ada komentar: