Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Jumat, 09 Januari 2009

SEBAIT KATA

Aku bisa muncul dengan berbagai cara, lewat kata, lewat tiap tetesan tinta, atau lewat setiap tindakan nyata. Menjadi apa aku, terasa seperti apa aku, bagaimana wujudku, dan bagaimana aku dapat hadir, semua itu tergantung dari siapa orang yang memiliki aku. Aku selalu dicari, meski sering kali aku melukai. Aku pergi dan datang sesuka hati. Tanpa permisi, tanpa basa basi kadang malah tanpa diminati.

Aku akan menjadi mawar yang indah bagi setiap orang yang menginginkanku. Aku mampu membuat sepasang manusia terikat dalam sebuah janji setia sehidup semati. Aku pulalah yang dapat membuat seorang nenek tua kembali tersenyum senang seperti remaja belia berumur tujuh belas tahun ketika menemukan aku di secarik kertas yang ditinggalkan kakek di atas meja. Aku telah berjasa mempertahankan rumah tangga yang telah diambang perceraian.

Namun, aku juga dapat menjadi duri yang melukai setiap diri yang tengah dilanda patah hati. Aku akan menjadi kenangan yang melukai setiap hati yang tengah dikecewakan. Seringkali aku diumbar sebagai janji, dicaci dan tak jarang dimaki. Aku mampu menghancurkan, mampu berdusta dan tak jarang melukai. Aku dapat menjadi kejam, menjadi tak berperasaan, dan tak sedikit hati yang ku buat menangis dan mengemis.

Bagi yang masih mempercayaiku meski aku pernah melukai, aku akan menjadi obat untuk setiap luka hati. Aku akan menjadi penyembuh bagi setiap derita dan perasaan traumatis. Aku akan menjadi alasan bagi mereka untuk kembali tertawa, dan aku akan menjadi pengobar semangat untuk kembali mencoba. Aku menjadi guru yang tak pernah menggurui. Aku menjadi pelajaran yang tak akan pernah dilupakan.

Aku disukai setiap usia. Dipuja setiap masa, dan diminati dimana-mana. Kadang aku pergi meninggalkan luka, kadang aku pergi meninggalkan tawa, kadang aku pergi karena tak diingini dan kadang aku harus pergi dengan kesia-siaan. Sebab tak jarang aku menunggu diteras rumah sebuah hati, dan pintunya tak pernah mau terbuka untukku.

Ah, andai aku bernyawa... Akan aku katakan bahwa aku merasa lelah untuk terus melukai. Akan aku katakan bahwa aku ingin berhenti menjadi alasan setiap airmata yang menetes, dan harapku untuk dapat memberikan kebahagiaan pada setiap insani. Tapi aku tak punya pilihan. Aku hanya sebait kata yang hidup dalam setiap hati. Yang artinya bahkan tak pernah pasti, tergantung sejauh apa setiap pribadi mengenal dan memaknai aku.

Tidak ada komentar: