Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 29 Agustus 2009

PUASA SEHATKAN JASMANI

’’Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.’’ (QS Al-An’aam : 17)



SEMUA orang pasti menginginkan sehat. Tapi sering orang melupakan arti kesehatan itu sendiri. Kita merasakan nikmat sehat, apabila sedang mengalami sakit. Sabda Rasulullah SAW: ni’mataani maghbubaani, al-shihhah wa al-faraagh (dua nikmat yang dilupakan oleh manusia, yakni sehat dan senggang). Untuk menciptakan kesehatan, Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berpuasa.

Ada sementara orang yang bertanya, “Untuk apa sih, puasa?” Ada pula yang tidak mau berpuasa dengan alasan sakit maag, dan seterusnya, sehingga Ramadan dilalui dengan sia-sia. Mengapa demikian? Karena dia belum tahu manfaat berpuasa. Kalau saja dia tahu dan mau mencoba, maka dia bisa ketagihan untuk berpuasa. Puasa itu sebenarnya mengandung manfaat kesehatan yang luar biasa. Ia melampaui kesehatan fisik manusia, ia mampu menyelesaikan problem kesehatan fisik dan mental sekaligus.

Shirley Ross dalam bukunya ”Fasting The Super Diet”, menyatakan bahwa puasa membawa pertukaran metabolisme, yang sering tidak disadari oleh yang berpuasa itu sendiri, yaitu pertukaran metabolisme eksternal ke metabolisme internal.

Dalam sistem ini badan justru bekerja lebih giat, karena harus mengatur sendiri dan tidak tergantung pada sumber energi yang masuk. Sistem demikian berpengaruh pada otak, rasa lapar justru menimbulkan rasa senang dan bahagia. Dengan perasaan ini, orang yang berpuasa akan merasa sehat secara optimal, yakni secara fisik, psikis, moral, sosial, dan spiritual. Sehat fisik artinya tidak terdapat gangguan sakit apa pun yang dirasakan jasmani. Sehat psikis, jiwa yang terbebas dari gangguan stes, depresi, dan sebagainya. Sehat secara moral, menampilkan perilaku yang normal dan wajar: jujur, tawakal, sabar, dan sebagainya. Sehat secara sosial, sehat dalam hubungan kemasyarakatan: terbuka, suka bergaul, dan penuh kasih sayang. Dan sehat secara spiritual ialah sehat agamis, mampu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan baik dan benar.

Demikian besar manfaat puasa dalam kehidupan kita, terutama kesehatan. Dengan kesehatan, kita bisa melakukan apa saja. Sebaliknya, kalau sakit, apa saja menjadi tidak enak. Bahkan makan makanan favorit saja terasa pahit. Nah, itulah manfaatnya puasa. Jadi tidak ada alasan seeorang untuk tidak berpuasa. Benarlah sabda Nabi Muhammad SAW: Shuumuu tashihhu (puasalah kamu, akan menyehatkan).
Faktor Sehat

Khususnya kesehatan jasmani, ada sementara yang menyatakan karena ada dua faktor, yakni pola hidup dan pola makan. Pola hidup akan menyebabkan sakit psikis yang umumnya menimpa sebagian masyatakat era modern. Era ini mempunyai manfaat yang besar bagi kehidupan umat manusia, namun di sisi lain membawa akibat buruk, seperti kecenderungan berpikir rasional dan materialis. Akibatnya munculnya kegelisahan, seperti stres dan depresi, yang sesungguhnya keduanya tidak harus dihilangkan, tetapi dikelola dengan baik.

Faktor kedua ialalah pola makan. Islam melalui sabda Rasulullah SAW: Nahnu qaumun laa na’kulu hatta najuu’a, wa idzaa akalnaa laa nasyba’ (saya adalah sekelompok orang, tidak makan kecuali lapar dan apabila makan, tidak terlalu kenyang). Di sini ada unsur pengendalian makan. Perut tempat menampung segala makanan, sedangkan pikiran dan perasaan merupakan sumber ketegangan. Nabi Muhammad SAW bersabda: Al-ma’iddatu baitudda’ wa al-himyatu ra`su killi dawaa’ (perut adalah sumber penyakit dan obat yang paling manjur ialah diet).

Dengan berpegang pada prinsip diet ini, maka puasa adalah salah satunya. Banyak pengalaman yang menunjukkan bahwa dengan puasa seseorang teman saya yang sakit gula (diabetes mellitus), yang oleh dokter diperintah untk memotong jari-jarinya, tetapi dia tidak mau, dia justru sembuh dengan puasa Dawud (sehari puasa, sehari tidak puasa).

Ada juga teman yang terkena gejala sakit maag, secara logis, dia harus makan, tetapi dia pergunakan untuk berpuasa, Alhamdulillah, subhaanallah justru sembuh dari sakit maagnya. Survei membuktikan bahwa orang yang sedang berpuasa tidak tertarik dengan makanan di siang hari, maka produk asam lambung akan mengecil.

Sakit apa pun (kecuali luka) berpangkal pada hati. Ia mempunyai peran yang tidak kecil dalam masalah kesehatan. Sabda Rasul: “Ketahuilah bahwa dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila dia baik, maka baiklah seluruh tubuh dan apabila rusak, maka rusaklah seluruh tubuh, itulah hati”.

Bagi pasien penderita sakit, ketenangan hati (psikis) sangat dibutuhkan, dan akan lebih memudahkan bagi proses penyembuhan. Motivasi-motivasi yang menumbuhkan ketenangan, rasa sabar dan semangat hidup yang tinggi akan membantu menguatkan jaringan. Dalam dunia kesehatan dikenal psiko-neuro-endokrinologi sehingga memudahkan tubuh dalam memproses obat-obatan yang diberikan guna pemulihan kesehatan. Wallahu a’lam bish shawab. Semoga bermanfaat.(62)

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/

Tidak ada komentar: