Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Jumat, 28 Agustus 2009

SAYA INGIN MENYAMPAIKAN SESUATU

Assalamu`alaikum wr.wb..

Saya ingin menyampaikan sesuatu yg selama ini cukup mengganggu saya, semoga tulisan ini bisa membuat lega hati saya, dengan harapan akan dapat pencerahan. Selama ini saya selalu terganggu dengan keberadaan saya, sebetulnya saya malu mengungkapkan karena ini sebetulnya masuk ke ranah pribadi, dan saya sudah berusaha menahan isi hati ini, tapi ternyata saya belum mampu.



Apa kabar sahabat. Mudah2an sahabat senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, tak terasa tanggal 11 September 2009 nanti bertepatan dengan ulang tahun saya genap 1 tahun saya mendapat anugerah sakit seperti ini.
Sebenarnya saya sudah tidak sabar ingin segera masuk kerja dan aktif lagi, sih… Ingin mulai beraktivitas seperti dulu, bertemu teman, melayani mereka, menulis laporan, membuat proposal, terlibat dalam proses asesmen, perjalanan ke luar kota, dll. Tapi para senior menyatakan dengan tegas, “Istirahat aja dulu, biar pulihnya total. Tenang aja, ntar juga akan datang waktunya akan dibantai abis sama kerjaan…” Hehehe… I really miss that day. Kok bisa, ya?. Teman-teman yang lain pun sama senada.
Eiits… jangan salah. Tentu saja termasuk juga di dalamnya ‘keindahan’ yang lain seperti update berita terakhir (mirip-mirip dengan bergosip, tapi konon kabarnya sih untuk tujuan mulia…), saling nyela dengan tega, dan tak ketinggalan: aneka hidangan khas seputaran warung pojok. Tentang hal terakhir ini, saya benar-benar kangen dengan singkong goreng yang merekah di pagi hari, nasi soto, blablabla… Belum lagi kalau ditambah dengan penganan yang dibawa dari rumah (kadang saya bawa bekal sendiri).
Nikmat luar biasa? Mungkin relatif. Sepertinya rasa cihuy itu datang dari ritual sharing yang secara tak tertulis berlaku. Sarapan semangkuk nasi soto dan segelas teh tawar Benar-benar finger lickin’ good!. Bisa jadi ini sangat membantu untuk meringankan beban syaraf, sehingga lebih rileks. Kesulitan dan ketegangan bukan tidak ada. Tantangan tugas, adaaa saja. Siapa takut? Hajar bleh…
Serius, deh. Saat ini saya benar-benar kangen beraktivitas itu. Satu lagi nikmat dariNya buat saya: sahabat-sahabat, para senior dan lingkungan yang sangat menyenangkan. Seperti keluarga besar buat saya, dengan pembelajaran dan pengembangan diri yang dinamis. Peran mereka sangat signifikan dalam membantu perjuangan saya dan keluarga, saat berjibaku lebih dari 11 bulan ini, di rumah sakit juga di rumah. Mereka ada di saat perasaan 1001: cemas, lega, marah, sedih, jenuh, berharap, pesimis, kecewa, dan seterusnya.
Sahabat, saya sekarang ini benar2 sedang merasa bingung dan terpuruk, merasa kalut banget akan masalah yang sedang saya hadapi. Saya bingung, masalah yang saya hadapi sekarang rumit banget, dan benar2 membutuhkan orang yang memang mengerti tentang ini.

Begini.
Setiap orang pasti pernah mengalami saat-saat sulit dalam menjalani kehidupannya. Kadang kesulitan itu memang membuat seseorang frustasi, bingung, stres, panik, putus asa dan sikap negatif lainnya. menyebabkan mereka gampang gelisah, tegang, dan marah. Mereka menjalani kehidupan ini dengan beban masalah dan tekanan batin yang luar biasa beratnya, sehingga menjauhkan mereka dari kebahagiaan hidup. Seperti yang saya alami ini bagaimana tidak, dalam kondisi sakit tak berdaya seperti ini saya masih harus menanggung beban keluarga yang cukup besar.
Mungkin gak perlu di tanya, bagaimana keadaan keluarga saya saat ini. Sekarang keluarga saya sedang sakit dalam artian bukan sakit fisik, tapi lebih kepada batin. Kebetulan mereka semua (anak-anak) masih butuh biaya yang banyak (untuk biaya transportasi dan uang sekolah anak, bayar listrik, PAM, telepon, dll) sementara saya sudah tidak ada pemasukan penghasilan, dan tabungan saya sudah habis pada bulan ke 4 semenjak sakitnya saya.

Allahuakbar, Allah Maha Besar, Maha Suci Allah, saya masih diberi kekuatan untuk gak melakukan hal2 yang dimurkai Allah dan akhirnya saya bersama keluarga saya sepakat, dan sama2 ber-komitmen untuk menjalani kehidupan ini dengan apa adanya.

Akhirnya dengan berat hati, walaupun sulit memutuskan, tapi Alhamdulillah keluarga saya akhirnya memberi restu kepada saya untuk menjual apapun yang bisa kami jual untuk mempertahankan kehidupan ini.

Apa yang harus saya lakukan sekarang? Saya benar2 bingung sekarang. Saya kalut banget. Saya saat ini cuma bisa berlindung dibalik do'a, dan itupun jujur saja belum bisa membuat hati saya lebih tenang. Mungkin saya bener2 harus belajar dengan apa yg namanya "IKHLAS". Tapi saya benar2 sulit menerima ini semua. Sudah hampir 3 bulan ini saya sangat terpuruk sekali. Kalau obat memang saya pilih tidak menebus karena harganya mahal dan tidak terbeli (yang ditanggung askes hanya obat tertentu saja), tapi untuk kebutuhan pokok seperti beli beras sudah tidak mungkin saya lakukan (gaji saya minus / bisa di cek pada bendaharawan gaji, insentif dan lauk pauk ataupun penerimaan lain mulai januari 2009 kemarin sudah tidak lagi saya dapat) jadi saya menjalani hidup tanpa pendapatan, tanpa pemasukan, tanpa uang sesenpun, tanpa tabungan sedikitpun (bahkan sudah di close / ditutup pihak bank karena lama tidak terisi) sulit bagi saya untuk melakukannya apalagi sudah tidak ada barang lagi yang bisa saya jual (terakhir motor anak saya yang tiap hari digunakan untuk berangkat dan pulang kuliah / saya jual setelah sekian kali hanya mampu membayar bunga dan denda karena tidak berdaya untuk menebusnya).

Saya takut banget sekarang ini, takut akan adanya 1001 pengaruh dari luar yang dapat menggoyahkan pendirian keluarga saya akan komitmen kami sebelumnya.

Mohon pencerahan dan petunjuk akan apa yang harus saya lakukan sekarang. Sudah terlalu lama saya menunggu kesembuhan penyakit saya yang tak kunjung datang, apakah kesabaran saya akan membuahkan hasil yang baik?

Tiap sholat saya selalu meneteskan air mata, saya merasa hina banget di hadapan sang khalik, saya merasa berdosa sekali. (saat ini saya hanya bisa sholat sambil duduk)

Saya banyak2 berdoa sama Allah SWT, mudah2an tetap diberi kesabaran, dan semoga Yang Maha Kuasa memudahkan saya untuk tetap dapat membina sebuah keluarga yang shakinah, mawadah, warohmah, sebuah keluarga yg Engkau ridhai ya Allah. Amien ya Robbal'Alamin.

Saya juga begitu takut kuliah & sekolah anak2 saya, tiba2 berhenti ditengah jalan mengingat per-ekonomian keluarga saya yang melemah, sehingga saya harus kehilangan cita2 saya, Allhamdulillah saudara dan tetangga ada saja yang memberi beras ataupun sayur, walaupun bisa makan, tapi yang jelas saya sekeluarga menanggung beban dan malu dengan semuanya.

Saat ini yang saya lakukan hanya tetap Percaya dan Mengucap Syukur Apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini, Saya yakin dan percaya bahwa Allah senantiasa turut bekerja untuk melepaskan saya dalam setiap kesulitan dan penderitaan. Sehingga dengan keyakinan tersebut saya bisa selalu mengucap syukur atas segala perkara yang terjadi dalam kehidupan saya.

Keyakinan atau iman inilah yang membuat saya terus bergerak, selangkah demi selangkah meskipun saya tidak bisa melihat ke mana arah jalan hidup saya menuju. Keyakinan akan pernyataan Allah memberi saya kekuatan untuk bergerak. Janji-Nya bahwa segala sesuatu adalah untuk mendatangkan kebaikan memberi saya harapan bahwa setiap langkah saya — sekecil apa pun – semakin mendekatkan diri saya pada rencanaNya yang terbaik untuk saya.

Kesulitan dan penderitaan janganlah membuat kita berhenti dan menyerah, karena jika kita berhenti maka berarti kematian.

Saya terus berusaha maju selangkah demi selangkah. Saya menyadari berhenti berarti kematian bagi saya (ingat bahwa putus asa dan menyerah sama dengan kematian secara mental!). Dengan kombinasi antara prinsip terus bergerak (kalau tidak berarti mati) dan keyakinan akan pernyataan Allah dan janji kebaikan bagi kita saya terus melangkah satu per satu sampai akhirnya saya menemukan tempat atau kebaikan yang dijanjikanNya.

Kemudian sayapun merenung ……
Apa yang sesungguhnya yang membedakan seorang yang sukses dengan orang rata-rata? Bukan karena kepandaian, kekuatan, ataupun kekayaan yang dimilikinya, tetapi yang membuat seseorang sungguh-sungguh hebat adalah karena mereka mengetahui bagaimana caranya menanggung penderitaan yang tak terperikan dan bagaimana menahan beban yang tak tertanggungkan.

Marhaban ya Ramadhan. Marilah kita memohon ridho-Nya dalam bulan suci ini. Selamat menunaikan ibadah puasa. Mohon maaf lahir dan batin.

Mohon pencerahan-nya sahabat. Saya bingung sekali saya harus bercerita kepada siapa lagi. Mohon maaf yang sebesar-besar nya apabila sahabat sedikit terganggu karena curahan hati saya yang kepanjangan, mudah2an sahabat selalu diberi kemudahan sama Allah SWT, amien. Terima kasih, sahabat.

wasallammu`alaikum wr. wb

Semarang, akhir Agustus 2009

Saya yang sedang sakit

NB : mohon maaf dengan sangat untuk jangan dipublikasikan kepada pihak manapun …


Tidak ada komentar: